Kurang lebih sebulan belakangan ini, pergerakkan nilai tukar rupiah menurun drastis terhadap US$. Rupiah bergerak dari kisaran Rp. 9300,-/US$ dan seminggu belakangan ini sudah berada di kisaran Rp. 12.200,-
Rupiah tidak melemah sendirian, beberapa mata uang juga melemah terhadap US$. Dari US Index yang menunjukkan performa US$ terhadap mata uang kuat lainnya, US$ berada di atas angka 80, menunjukkan keperkasaan mata uang negara Paman Sam tersebut.
Sektor komoditas belakangan melemah, sehubungan menurunnya permintaan dari sektor industri yang mengalami resesi berkepanjangan di US.
Likuiditas US$ yang semakin kering, membuat banyak pihak berusaha menjaga cash asset untuk bertahan hidup dari krisis yang berkepanjangan. Cash Is King ! ya, mereka yang memiliki cash dalam situasi ini adalah pemenangnya.
Harga Emas
Dibandingkan awal tahun emas sempat mencapai US$ 1.030,-/Troy ounce, sekarang harga emas ada di kisaran US$ 750 - US$ 800 / Troy Ounce. Mari kita lihat dalam Rupiah sebagai perbandingan.
Awal tahun : exchange rate 1 US$ = Rp. 9200,-
Harga emas per gram : (US$ 1.030,- / 31.1 gr) x Rp 9.200,- = Rp. 304.694,- / gr
November 2008 : exchange rate 1 US$ = Rp. 12.200,=
Harga emas : US$ 800.- / 31.1 gr (troy ounce)
Harga emas per gram : (US$ 800,- / 31.1 gr) x Rp 12.200,- = Rp.313.826 ,- / gr
Selama kurun waktu yang lama, emas memiliki nilai tukar yang tetap terhadap barang lain (zero inflation).
Namun tidaklah demikian bila emas diperbandingkan dengan uang fiat yang tidak memiliki nilai riil dan berfluktuasi.
In Coffee Talk selalu untuk mengukur tingkat inflasi dengan emas sebagai acuannya.
Walaupun di US kecenderungan ekonomi mengalami deflasi karena menguatnya mata uang amerika tersebut, namun di Indonesia kecenderungannya adalah inflasi karena angka import yang tinggi membuat kita bergantung pada US$, dan kecenderungan rupiah yang selalu melemah terhadap US dollar.
Gambar di atas menunjukkan tingkat harga emas yang jauh lebih tinggi dalam rupiah, meskipun harga emas dunia ada di posisi lebih rendah dari harga tertinngi yang pernah dicapai selama ini.
Saat ini US$ sedang dalam performa yang tinggi karena kecenderungan investor memegang cash in US$, namun pada saatnya mereka berbalik arah, maka emas mempunyai potensi yang besar untuk melejit.
No comments:
Post a Comment