Saturday, May 8, 2010
Desperado On Greece
Posted by
On Coffee Talk
at
8:10 AM
0
comments
Labels:
Catatan di Coffee Talk,
Economic in Coffee Talk,
History in Coffe Talk
Friday, November 27, 2009
Dubai Menuai Masalah Kredit
"Dubai World ingin meminta kepada seluruh penyedia pembiayaan Dubai World dan Nakheel untuk 'standstill' (kondisi tidak membayar utang) dan memperpanjang jatuh tempo menjadi paling tidak 30 Mei 2010," ujar pemerintah Dubai dalam pernyataannya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (26/11/2009).
Nakheel, anak usaha Dubai World tercatat memiliki obligasi syariah US$ 3,5 miliar yang jatuh tempo pada 14 Desember dan utang lain senilai US$ 980 juta yang jatuh tempo 13 Mei 2010. Nakheel yang merupakan pengembang properti terkemuka itu sempat menjadi raja ketika terjadi booming konstruksi.
Limitless, pengembang yang juga anak usaha Dubai World lainnya tercatat memiliki utang obligasi syariah senilai US$ 1,2 miliar yang jatuh tempo pada 31 Maret 2010.
Dubai World tercatat memiliki kewajiban hingga US$ 59 miliar, atau menguasai sebagian besar dari total utang Dubai yang mencapai US$ 80 miliar. Pemerintah Dubai mengumumkan telah menunjuk konsultan Deloitte untuk membantu restrukturisasi utang obligasi tersebut.
Pengumuman tersebut langsung mengguncang pasar finansial global, bahkan bursa Eropa langsung berguguran. Bursa Prancis bahkan langsung merosot hingga 2,06% ke level 3.730,62 pada awal perdagangan Kamis. Bursa Eropa juga tertekan oleh terus merosotnya dolar AS.
"Pelemahan dolar telah menyebabkan bursa Asia merosot, dan menyeret Bursa Eropa. Gagal bayar sebagian utang Dubai telah memberikan rasa tidak nyaman dan krisis kepercayaan pada saat yang sama ketika muncul kekhawatiran memuncaknya jumlah utang publik," ujar Xavier de Villepion, analis dari Global Equities seperti dikutip dari AFP.
Meski pengumuman gagal bayar itu dilakukan setelah penurupan pasar saham Dubai menjelang libur panjang, namun nilai obligasi Nakheel tahun 2009 merosot hingga 27 persen.
"Hal terakhir yang akan kita lihat adalah efek domino yang menyebabkan sejumlah kewajiban utang harus diperpanjang," jelas sebuah bank tentang pernyataan Dubai tersebut.
"Keputusan untuk menjadwal ulang utang Dubai World mengecewakan. Sepertinya hal ini akan diterima dengan buruk oleh pasar. Pasar menjadi tidak nyaman dengan posisi utang Dubai sejak kuartal I-2009. Orang mengharapkan ada pembayaran utang Nakheel akhir 2009," ujar Monica Malik, analis dari EFG Hermes.
EFG-Hermes mencatat total kewajiban pembayaran utang Dubai mencapai US$ 13 miliar pada 2010 dan US$ 19,5 miliar pada 2011.
sumber :www.detikfinance.com
Program Akuntansi | Laporan Keuangan | Pembukuan
Posted by
On Coffee Talk
at
7:21 AM
0
comments
Labels:
Catatan di Coffee Talk
Wednesday, November 4, 2009
Update For New High
Spot emas berada di $ 1,087.25 per ounce at 2:20 am EST (02:20 Waktu Indonesia Barat), naik 2,6 persen dari posisi akhir hari sebelumnya $ 1,059.15 dikutip di New York pada hari Senin.
Berita ttg penjualan emas IMF sebanyak 200 ton kepada bank sentral India, menunjukan adanya kekuatan lain selain China dan Rusia yang siap "menyerap emas di pasar."
Sebelumnya, emas mencapai all-time high di $ 1,087.45. sementara perak menambahkan 5,2 persen ke $ 17,28 per ons, naik dari $ 16,43 per ounce pada hari Senin.
Dengan nilai tukar Rp. 9,580.-/USD, maka harga emas tsb setara dengan Rp.334,915.-/ gr.
Update : 19 jam berikutnya,...
What's next ?
Posted by
On Coffee Talk
at
4:45 AM
0
comments
Labels:
Catatan di Coffee Talk
Friday, October 9, 2009
Hemat Pangkal Kaya (???)
Di jaman ini, ajaran tersebut sudah tidak relevan lagi bahkan para penabung mendapat predikat baru sebagai pecundang, dari pepatah yang muncul belakangan di dunia modern: Investors are the winners, but savers are the loosers.
Banyak orang mendapati tabungannya di bank malah menyusut dimakan biaya administrasi yang lebih besar dari hasil bunga tabungan yang didapat. Namun yang paling parah adalah penurunan nilai uang di tabungan yang termakan inflasi.
Dalam kasus biaya administrasi bank, paling tidak kita bisa menghindar dengan menaruh uang kita di „bawah bantal,“ namun tidak demikian kita bisa menghindar dari hantu inflasi!
Pernahkan kita bertanya mengapa bisa demikian? Apakah benar menabung tidak lagi menjadikan seseorang menjadi kaya? Jawaban saya adalah tergantung apa yang kita tabung!
Dahulu uang adalah identik dengan emas dan perak. Bila 1gr emas bernilai x, maka 100 gr emas akan bernilai 100x. Tidak demikian dengan kertas, dengan ukuran yang sama dan ketebalan yang sama bisa bernilai Rp.10rb, atau Rp.100rb, atau 100US$, atau 100trillion Zimbabwe$, tergantung siapa penguasanya!
Saya lebih setuju emas adalah alat menabung atau menyimpan nilai, karena secara fisik, emas tidak akan bertumbuh. Namun demikian beberapa orang memposisikan emas sebagai alat untuk menumbuhkan nilai dengan cara menyimpannya!
Dalam pemahaman saya emas hanya bisa dianggap sebagai alat investasi ketika kita memperjualbelikannya dalam berbagai bentuk transaksi, bukan menyimpannya !
Bagaimana menurut Anda, apakah pepatah lama di atas masih bisa dianggap relevan bila yang dimaksud menabung adalah menyimpan sesuatu yang benar-benar merupakan uang yang sejati itu?
Mungkin pak Tung Desem Waringin adalah orang yang bisa menjelaskan dengan cukup baik dengan pepatahnya: „Emas tidak membuat anda tambah kaya, namun emas akan membuat anda tetap kaya!“
Silakan memahaminya sendiri, semoga berguna!
Posted by
On Coffee Talk
at
7:29 PM
0
comments
Labels:
Catatan di Coffee Talk
Wednesday, October 7, 2009
Emas Mencetak Harga Tertinggi
Semalam harga logam kuning ini menembus USD 1,043 di London Matal Exchange disusul tingkat harga berikutnya di USD 1,045 di New York Mercantile Exchange.
Dengan posisi rupiah yang menguat di kisaran Rp. 9435,-/USD, maka harga emas dalam rupiah adalah Rp. 9,859,575,-/troy ounce atau Rp. 317,028,-/gr.
Yang menarik sehubungan dengan kenaikan harga ini dikaitkan dengan adanya berita beberapa negara exportir minyak mulai merencanakan untuk mendiversifikasi ke beberapa mata uang lain selain USD, link.
Semoga berguna!
Posted by
On Coffee Talk
at
7:06 AM
0
comments
Labels:
Catatan di Coffee Talk
Monday, September 28, 2009
Inflasi Dan Nasi Kucing
Dari info yang saya dapatkan, ternyata bulan November th.1999 adalah pertama kalinya Indonesia menerbitkan pecahan Rp.100rb dalam bentuk uang plastik (polymer). lihat link ini. Jadi hingga saat ini (Sep 2009), pecahan terbesar kita ini telah hampir berumur 10th!
Di tahun-tahun awal terbitnya, mata uang ini sanggup membeli 13.89 kg telur ayam di pasaran , sekarang mata uang ini hanya sanggup menebus 8.33.kg telur ayam di pasaran. Dengan demikian nilai mata uang terbesar kita selama 10 th telah mengalami penurunan sebesar 40 % terhadap telur ayam !
Sewaktu saya masih kelas 1 SMP, th 1985 saya biasa membeli nasi bungkus porsi kucing yang berisi sedikit soun dan sambel goreng tempe-ikan teri yang nikmat seharga Rp.50,- sebungkus.
Menu semacam itu sekarang ini kira-kira harganya Rp. 3.500.- atau telah melipat 70 kali alias 7.000 persen dalam 24 th!
Melihat besarnya Inflasi dengan data harga telur ayam dan nasi kucing mungkin tidak terlalu valid dikalangan ekonom, namun demikian bagi banyak orang kecil yang biasa makan nasi kucing atau telur sebagai sumber protein yang mewah, mungkin sangatlah relevan.
Pada tahun 1985, penghasilan orang tua saya sebulan adalah Rp. 300 ribu. Bila saya menggunakan matematika yang saya baca dari tulisan Bung Imam Semar, maka ayah saya bisa memberi makan keluarganya yang terdiri dari 2 orang dewasa dan 5 anak (total 7 orang) dengan menu nasi kucing sebanyak: Rp. 300.000,-/ Rp. 50,- = 6.000 bungkus. Padahal kami hanya membutuhkan 7 org x 3 kali x 30 hari = 630 bungkus per bulan! Yang berarti sisanya bisa dipakai untuk keperluan lain atau ditabung!
Saat ini nilai 6.000 bungkus nasi kucing setara dengan Rp. 3.500 x 6000 = Rp. 21.000.000,- !
Maka untuk keluarga dengan penghasilan sebesar Rp. 10.000.000,-/bulan, jangan harap memiliki anggota keluarga lebih dari [(10jt/21jt) x7 org] = 3.33 orang, alias 2 dewasa dan 1 anak untuk masih bisa makan dengan menu tetap nasi kucing selama 1 bulan dengan masih memiliki sisa uang untuk keperluan lain atau tabungan !
Silakan memahaminya sendiri, semoga tulisan ini berguna!
Posted by
On Coffee Talk
at
9:03 PM
0
comments
Labels:
Catatan di Coffee Talk,
Economic in Coffee Talk,
History in Coffe Talk,
Inflation in Coffee Talk,
Life Sharing in Coffe Talk,
Money In Coffee Talk,
Point to Ask in Coffee Talk