Friday, January 11, 2008

Terlambat Membeli Emas?


Dalam minggu kedua 2008, harga emas menembus ambang batas baru US$ 890 per troy ounce, sekaligus rekor harga tertinggi dalam sejarah harga emas.

Ada rasa sedih menyadari bahwa sekarang rupiah yang saya dapat semakin tidak berarti untuk membeli komoditas ini.

Apa yang sebenarnya terjadi? Saya setuju dengan pandangan segelintir orang bahwa dunia ini sedang mulai mengalami kerusakan dalam system finansial yang selama ini diyakini. Dan kejadian subprime morgage di Amerika yang secara dahsyat menggerogoti perekonomian Amerika, hanyalah gejala yang terlihat dipermukaan seperti yang saya baca di sini.

Emas adalah uang yang selama berabad abad yang lalu dipakai sebagai alat tukar dan penyimpan nilai. Konsep uang kertas pada awalnya adalah berupa sertifikat penitipan sejumlah emas pada suatu otoritas dengan janji bahwa pembawa sertifikat tersebut berhak menebus sejumlah emas tersebut sejumlah yang tertera pada sertifikat tersebut.

Bisa dibayangkan apa yang sedang terjadi ketika "secara paksa" pihak otoritas menyatakan bahwa penebusan atas jaminan tersebut tidak lagi diberlakukan, dan memang inilah yang terjadi dalam masa pemerintahan Franklin D. Rosevelt, dengan kepres Amerika no. 6102 menarik semua sertifikat emas dan menetapkan kepemilikan sertifikat emas adalah ILEGAL kemudian menggantinya dengan Federal Reserve Note yang sekarang kita kenal dengan Dollar Amerika.
Menyusul kemudian tahun 1965, presiden Lyndon B. Johnson, menghentikan penebusan perak dan menarik semua sertifikat perak pada tahun 1970.

Nampaknya suatu kekuatan memang sudah merencanakan penggantian sistem ini, sebab Federal Reserve Notes melalui Federal Reserve Act sebenarnya sudah diberlakukan sebagai uang yang sah sejak tahun 1913, hingga secara keseluruhan mengambil alih sistem yang ada.

Dari tabel sejarah harga emas seperti dibawah, yang saya ambil dari kitco.com kita bisa melihat harga emas sebelum dan sesudah tahun 1933, terlihat begitu jelas bahwa nilai dollar mengalami devaluasi secara jelas dan yang relatif tidak terjadi sebelum 1933 !



Bagaimana posisi dollar minggu ini dibanding sebelum tahun 1933?
Dengan harga emas menembus us$ 890 /t.o. berarti terjadi penurunan nilai dolar sebesar 4300% .

Bagaimana posisi rupiah berbanding emas saat ini?
Ketika posisi dollar berbanding rupiah adalah us$1 = Rp.250,- (pada tahun 1970) itu setara dengan harga emas Rp. 9000,-/t.o. (per 31.1 gr) , namun sekarang harga emas per t.o. adalah Rp. 8.392.700,- atau terdevaluasi sebesar 93.250 % (sembilan puluh tiga ribu duaratus lima puluh persen) atau 932,5 kali.

Akankah kerusakan ini semakin besar ? Hmm...saya sangat tidak mengharapkan hal itu terjadi, namun tampaknya kerusakan ini seperti sudah diluar kendali manusia.

Hal yang perlu kita lakukan dalam menghadapi badai ekonomi mendatang adalah kenali apa yang merupakan kepemilikan nyata dan pisahkan dari apa yang merupakan ilusi atau kepemilikan berlandaskan hutang.

Satu nasehat seseorang yang selalu terngiang di telinga saya bahwa, setiap saat adalah waktu yang tepat untuk membeli emas!

Benar atau tidaknya akan terbukti dengan berjalannya waktu, semoga tidak terlambat!

No comments: