Monday, February 11, 2008

Bagaimana Hidup Kita Dipermainkan Angka-Angka



Pasar Modal, Pasar Uang, Komoditas dan Derivative rupanya telah menjadi ajang judi terbesar bagi para spekulan untuk meraup keuntungan.

Ambil contoh, pasar modal yang seharusnya adalah tempat untuk bekerjasama antara pemilik modal dengan entiti bisnis yang membutuhkan modal untuk investasi dan pengembangan perusahaan melalui penanaman modal dalam bentuk saham, telah menjadi ajang spekulasi jual-beli “Margin” yang didasarkan pada isu harapan/janji masa depan.

Tidaklah mengherankan bila faktor analisa teknis dengan level support dan resistant lebih mendominasi daripada faktor fundamental perusahaan itu sendiri. Faktor yang cenderung lebih “irasional” ini juga tercermin dengan banyaknya saham dengan nilai PER (price per earning ratio) yang sangat tinggi ibarat balon yang menggelembung jauh lebih besar dari aslinya.

Bisakah kita mengharapkan investor-investor yang loyal ditengah system yang demikian? Jawabannya adalah mustahil ! Karena sebagian besar bukanlah Investor seperti yang seharusnya, melainkan spekulator yang lebih mengharapkan margin jual beli, daripada deviden perusahaan!

Bagaimana dengan bursa komoditas ? Berapa banyak mereka yang membeli gula, jagung, tembaga, timah, dll benar-benar berharap menerima komoditas tersebut pada waktunya?

Sebagian besar dari mereka bertransaksi dengan harapan besar harga akan naik sehingga bisa menjual dan memperoleh keuntungan besar.

Kebutuhan semu semacam ini secara signifikan meningkatkan permintaan dan mendorong kenaikan harga komoditas tersebut, sementara itu menggelembungya harga saham menyebabkan bertambahnya kebutuhan uang untuk mengimbanginya.

Uang yang tercipta karena system yang demikian tentunya sangat besar jumlahnya ! Pertumbuhan Derivative di Amerika bahkan diperkirakan telah melampaui 500 trilliun dollar ! melebihi dollar yang ada !

Hal yang demikian kiranya memberi gambaran mengapa sejalan dengan waktu, (apalagi) sebagai bangsa yang konsumtif, kita harus membayar lebih dan lebih tinggi lagi untuk kebutuhan hidup.

No comments: