Thursday, September 18, 2008

Badai Ekonomi Dunia


Dua minggu terakhir ini boleh dikatakan sebagai periode yang menegangkan bagi pelaku dan otoritas perekonomian dunia (dan nampaknya masih akan berlanjut).

Setelah dibailoutnya Bear Stern pada pertengahan Maret lalu, krisis subprime mortgage berbuntut akumulasi gagal bayar (credit default) lembaga-lembaga keuangan dan para pedagang surat utang (investment broker hingga 2 minggu lalu menghantam Fredie Mac dan Fannie Mae, dua pemain mortgage yang bertanggung jawab atas kredit mortgage yang nilainya diperkirakan menyentuh angka USD 5.3 trilliun.

Freddie dan Fannie kala itu cukup beruntung karena terselamatkan oleh bel The Fed.

Namun keberuntungan Freddie dan Fannie rupanya tidak dialami oleh Lehman Brother yang tewas pada usia 158 th awal minggu ini. Kematian Lehman Brother yang merupakan lembaga/broker keuangan terbesar ke 4 di US mengguncang investor hingga index-index pasar modal utama di dunia menukik sangat dalam minggu ini !

Selanjutnya, untuk menenangkan keadaan agar tidak makin panik, Bank of America yang masih terpengaruh racun karena menelan pil Countrywide Financial Corporation, dipaksa oleh Depkeu AS dan The Fed untuk "menggotong" Merrill Lynch.

Nasionalisasi lembaga asuransi terbesar American International Group (AIG) yang juga pingsan juga terpaksa dilakukan oleh pemerintah As dengan suntikan USD 85 Milyar yang mengalihkan 80% kepemilikan.

Berikut berita dari situs DetikFinance:

The Fed Siapkan US$ 180 Miliar untuk Atasi Krisis Finansial Global
by: Nurul Qomariyah - detikFinance

Washington DC - Bank Sentral negara-negara besar bersatu membentuk swap arrangement dalam rangka mengatasi krisis finansial. Sementara Bank Sentral Amerika (Federal Reserve) menyiapkan US$ 180 miliar untuk membantu kekurangan likuiditas.

"Langkah ini ditujukan untuk melawan tekanan yang terus meningkat dari pendanaan dalam dolar AS berjangka pendek," jelas The Fed dalam pernyataannya seperti dikutip dari AFP, Kamis (18/9/2008).

The Fed akan memperluas rencana temporer bagi perbankan pendapatkan US$ 180 miliar guna menyediakan pendanaan dalam dolar baik untuk operasional likuiditas berjangka tertentu atau overnight oleh bank sentral lain.

Bank Sentral di berbagai belahan dunia secara besar-besaran telah menggelontorkan dana ke pasar finansial untuk mencegah malapetaka yang ditimbulkan oleh krisis keuangan lembaga-lembaga keuangan besar.

The Fed menyatakan, langkah tersebut termasuk kebijakan teknis lain ditujukan untuk meredam tensi di pasar valas, didesain untuk memperbaiki kondisi likuiditas di pasar finansial global.

Langkah The Fed ini diumumkan beberapa saat setelah Bank Sentral Inggris atau Bank of England mengumumkan bahwa bank sentral di seluruh dunia akan menjalin kerjasama mengintervensi pasar.

Langkah yang tidak lazim itu ditempuh setelah pasar saham anjlok tajam termasuk yield US Treasury, harga emas yang melonjak, Morgan Stanley yang dikabarkan mencari pertolongan, serta ketidakpastian setelah nasionalisasi AIG.

BoE mengumumkan sebuah paket untuk membantu likuiditas yang didukung oleh Bank Sentral lain seperti Bank Sentral AS, European Central Bank dan Bank of Japan.

"Hari ini Bank of Canada, Bank of England, European Central Bank, Federal Reserve, Bank of Japan dan Swiss National Bank mengumumkan langkah koordinasi yang didesain untuk mengatasi tekanan di pasar yang terus meningkat," kata BoE dalam pernyataannya.

"Kebijakan tersebut, bersamaan dengan langkah dari bank sentral lain dalam beberapa hari terakhir dimaksudkan untuk memperbaiki kondisi likuiditas di pasar finansial dunia," imbuh BoE.

Di bawah kesepakatan tersebut, maka ECB, BoE dan SNB menyediakan pendanaan overnight dalam dolar untuk pertama kalinya, sementar Bank Sentral Jepang dan Kanada akan melakukan swap baru dengan The Fed.

BoJ mengumumkan telah menandatangani swap agreement US$ 60 miliar dengan Fed, sementara kesepakatan swap dengan Bank of Canada meliputi US$ 10 miliar.

Kesepakatan ini menyerupai Bilateral Swap Arrangement yang ditekan oleh sejumlah bank sentral negara Asia . Di bawah kesepakatan tersebut, bank sentral suatu negara boleh menggunakan dana milik bank sentral lain jika terjadi kesulitan likuiditas.(qom/ir)

Dari berita tsb nampaknya memang resep pengobatan perekonomian yang sakit adalah dengan penciptaan uang(fiat) baru dan utang baru dengan bungkus yang beraneka ragam. Masalah yang akan timbul biarlah ditanggung oleh orang lain atau generasi berikutnya!

Saatnya mulai fokus ke emas lagi !

No comments: